Si Bakir (bag 1) - CARO AWAK SURANG

Si Bakir (bag 1)

 Si Bakir


Assalamu'alaikum wr wb.

Lama sudah penulis tidak bercerita di blog Caro Awak ini, maka sekarang penulis akan mencoba menyajikan cerita serial yang tentu nya akan terdiri dari beberapa episode. Yang mana cerita ini hanya fiktif belaka dan jika ada kesamaan dengan nama tokoh atau tempat di dalam cerita ini berarti itu hanya kebetulan saja dan penulis mohon ma'af terlebih dahulu tentang itu.


Si Bakir bagian I.


Si bakir ada lah seorang putra dari ibu Rumiyah yang sudah lama di tinggal mati oleh suami nya lantaran suaminya kecelakaan. Tadi nya pak Bakri suami nya bu Rumiyah bekerja sebagai tukang becak di sebuah kota kecil di daerah Tanjung tiram. Pada suatu malam becak pak Bakri ke serempet oleh sebuah bus antar kota jurusan Medan Pekan baru.


Lima tahun sudah berlalu kemudian Si Bakir anak bu Rumiyah ini pun beranjak jadi remaja tetapi karena pengaruh lingkungan akhir nya Si Bakir terjerumus pada pergaulan bebas dan suka keluyuran malam bahkan suka mabuk mabuk an. Bu Rumiyah sudah tidak berdaya lagi dan kewalahan menasehati anak nya yg sudah jadi berandalan itu. Kalau sudah jadi berandalan, sudah pasti lah kerja nya mabuk mabuk an, mencuri, memalak, dan menggarong. Si Bakir bersama empat orang teman nya ini sudah benar benar membuat resah warga kelurahan nya. Kalau mereka makan atau minum di warung , mereka lebih suka mengajak pemilik warung itu berkelahi dari pada membayar makan atau minuman yg di pesan nya.


Kadang kawanan Si Bakir ini sudah tidak terhitung kalinya keluar masuk kantor polisi bahkan pernah juga masuk penjara. Tapi polisi lebih senang kalau Si Bakir yang di tangkap dan di interogasi karena Si Bakir ini jujur dan tidak berbelit belit mengakui kesalahan nya. 


Sungguh ibu nya sudah tidak tahan dan putus asa melihat kelakuan anak nya yang jadi bajingan itu. Kadang kadang beliau berdo'a kepada Allah agar anak nya di beri petunjuk dan hidayah.


Pada suatu malam habis sholat isha bu Rumiyah mau tidur di rumah nya yg tidak juga tergolong bagus. Hanya sebuah rumah lama yg berlantai kan ubin peninggalan suami nya yaitu pak Bakri tadi. Lama bu Rumiyah terbaring namun mata tak jua terpejam kan lantaran memikirkan beban hidup dan ditambah lagi tingkah anak nya yang jadi brandalan itu.


Tidak lama kemudian terdengar suara gaduh di depan rumah nya yang tidak lain adalah Si Bakir bersama beberapa teman nya yang membimbing Si Bakir itu pulang tengah mabuk berat. Si Bakir terus ngomel ngomel di pegang teman nya masuk rumah. "Karman.. Karman.. mana bagian ku hasil rampok kemaren?" oceh Si Bakir yang tengah mabuk dan tergeletak di lantai sambil muntah muntah.. .''Huss Bakir.. jangan buka rahasia mu. Ntar kamu di tangkap polisi'' kata teman nya. ''Bodoh amat.. aku rela masuk penjara karena salah ku..'' seru Si Bakir. Kemudian teman nya menyiram kan air dan kemudian baru Si Bakir mulai sadar dan teman teman nya pun pulang.


Lalu ibu nya yang dari tadi menatap sayu pada Si Bakir pun berkata sambil menangis. ''Kalau kamu tidak berubah biar lah ibu pergi dari sini nak.. Ibu sudah tidak tahan dengan kelakuan mu'' seraya bu Rumiyah pun mengemas pakaian nya dan membungkus ke dalam tas yang setengah lusuh.


Esok pagi pagi nya Si Bakir bangun dan ternyata ibu nya tidak ada lagi di rumah. Si Bakir pun berangkat pula ke tempat perkumpulan teman teman nya di tempat biasa mereka nongkrong.


''Cong entar malam ada sasaran empuk nih.. pasti banyak isi nya'' kata Si Bakir pada teman nya. ''Di mana Kir?,'' jawab si Acong yang juga rekan Si Bakir sesama tukang rampok. "Itu rumah nya pak Agustono pimpinan proyek besar itu. Barusan aku lewat belakang rumah nya dan sepertinya pagar itu tidak di kunci dan lagian di sana rada sepi kalau malam'' sambung Si Bakir yang seakan tak ambil pusing dengan kepergian ibu nya pagi itu.


Siang pun kini berganti sore dan akhir nya malam pun datang. Sedari sore hujan turun tidak juga mau berhenti dan Si Bakir beserta teman teman nya sudah mengendap endap di belakang rumah orang kaya Agustono itu. Kemudian diam diam ngumpet dan berhasil masuk ke sebuah kamar belakang melalui jendela yang berhasil di congkel nya dari luar. Kedua teman nya bersembunyi memantau situasi di luar. 


Dari dalam kamar di kolong tempat tidur kedengaran pak Agustono lagi asyik ngobrol dengan saudara nya yang baru saja pulang dari Malaysia. Sempat sekali kaliSi Bakir melihat di ruang tengah itu ada leptop dan handfon mahal dan kemudian di samping lemari ada sebuah koper yg kemungkinan milik saudara pak Agustono yang ....


Bersambung ke Cerita Si Bakir bag II

SILAHKAN BERBAGI:





0 Komentar untuk "Si Bakir (bag 1)"

Pesan Admin tentang tanggung jawab konten:
=================================
Biasakan membaca Persyaratan layanan, Kebijakan Privacy dan Disclaimer yang kami sediakan link nya di atas JUDUL blog ini bagi pengguna desktop sebelum menggunakan Konten yang ada didalam blog ini baik itu kode script/widget atau pun tips2 dan tutorial lainnya.

Tentang Komentar:
Demi perkembangan, Silah kan ditinggalkan komentar, baik itu bentuk kritik atau saran yang berhubungan dengan isi postingan.
Setiap komentar yang sesuai* akan di terbit kan segera.

Tidak dibenarkan meninggalkan link hidup didalam kolam komentar dalam bentuk apapun, karena yang demikian akan di anggap sebagai SPAM.

*) Selalu memakai bahasa yang sopan dan tidak melanggar etika.
Berkomentarlah yang berkaitan dengan tema postingan.
Tidak dibenarkan beriklan.

Back To Top