Cerita Rambun Pamenan (bagian VII / Penutup)) - CARO AWAK SURANG

Cerita Rambun Pamenan (bagian VII / Penutup))

 


Assalamu'alaikum wr wb. Ketemu lagi kita dalam cerita serial Rambun Pamenan bagian penutup dan semoga pembaca selalu berbahagia dan terhibur dengan cerita ini.



Begitu ibunya keluar, terlihat lah oleh Rambun Pamenan ibunya yang kurus dan matanya yang cekung. Segera Rambun Pamenan berlutut dikaki ibunya. "Oh bunda, Ma'afkan lah Rambun yang terlambat membebaskan Bunda" kata Rambun Pamenan. "Tidak nak, Justru Bunda lah yang minta ma'af kepada anak Bunda yang telah meninggalkan kamu masih kecil dulu dan sekarang harus bertaruh nyawa untuk membebaskan Bunda". Mereka saling bertangisan karena rasa haru yang tidak terkira masa itu. 

Mendengar kabar Rajo Angek Garang telah tewas teebunuh oleh si bocah Rambun Pamenan, maka semua penduduk kerajaan Camin Taruih bergembira dan bahkan sebagian ada yang mendobrak masuk ke istana menyerbu dan memburu para hulubalang raja yang masih tersisa namun sebagian para prajurit istana ada yang menyatakan permohonan ma'af nya kepada rakyat Camin Taruih. Hari itu benar benar menjadi hari kemenangan bagi rakyat kerajaan Camin Taruih, karena raja yang kejam dan selalu menindas rakyat jelata selama ini sudah tidak ada lagi. 

Atas ucapan terima kasih kepada Rambun Pamenan beberapa pemuka adat di Camin Taruih menawarkan jabatan pengganti Raja Angek Garang kepada Rambun Pamenan. Tetapi Rambun Pamenan dengan meminta ma'af terlebih dahulu menyatakan tidak bersedia karena dia merasa tidak berhak menduduki tahta kerajaan Camin Taruih. Dan Rambun Pamenan pun menyaran kan pemuka rakyat Camin Taruih untuk berunding memilih raja yang baru.

Kemudian Rambun Pamenan bersama ibu nya Puti Silinduang Bulan memohon pamit untuk pulang ke Ranah Kampuang Dalam kepada rakyat Camin Taruih lalu mereka mampir dulu di warung orang yang pernah mengantar kan Rambun Pamenan ke Istana. Rambun Pamenan pun mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut lalu segera Rambun Pamenan memanggil burung Rajawali dengan membakar bulu sayap yang disimpan nya dulu. 

Begitu bulu sayap Rajawali dibakar maka datang lah burung Rajawali raksasa tersebut mengibas ngibas kan sayap nya yang membuat pepohonan sekitar meliuk liuk terkena angin nya. Segera lah Rambun Pamenan beserta sang Bunda menaiki burung raksasa tersebut kemudian burung itu pun terbang membawa mereka kembali menuju Ranah Kampuang Dalam.

Sesampai di Ranah Kampuang Dalam burung Rajawali yang membawa anak dan ibu tersebut tepat mendarat di kediaman Puti Silinduang Bulan. Kemudian setelah Rambun Pamenan dan Puti Silinduang Bulan turun, lalu burung garuda raksasa itu pun pamit dan terbang kembali.

Kemudian mereka Puti Silinduang Bulan dan kedua anak nya Puti Sireno pinang dan Rambun Pamenan salin berpelukan dan menangis penuh haru dan bahagia. Ternyata mereka selama ini terpisah dapat berkumpul kembali.

Demikian lah akhir dari Cerita Rambun Pamenan ini, terlebih dan kurang nya penulis mohon ma'af yang sebesar besar nya. Terima kasih atas atensi dari pembaca..

Wassalam.

SILAHKAN BERBAGI:





0 Komentar untuk "Cerita Rambun Pamenan (bagian VII / Penutup)) "

Pesan Admin tentang tanggung jawab konten:
=================================
Biasakan membaca Persyaratan layanan, Kebijakan Privacy dan Disclaimer yang kami sediakan link nya di atas JUDUL blog ini bagi pengguna desktop sebelum menggunakan Konten yang ada didalam blog ini baik itu kode script/widget atau pun tips2 dan tutorial lainnya.

Tentang Komentar:
Demi perkembangan, Silah kan ditinggalkan komentar, baik itu bentuk kritik atau saran yang berhubungan dengan isi postingan.
Setiap komentar yang sesuai* akan di terbit kan segera.

Tidak dibenarkan meninggalkan link hidup didalam kolam komentar dalam bentuk apapun, karena yang demikian akan di anggap sebagai SPAM.

*) Selalu memakai bahasa yang sopan dan tidak melanggar etika.
Berkomentarlah yang berkaitan dengan tema postingan.
Tidak dibenarkan beriklan.

Back To Top