Si Bakir (bagian IV) - CARO AWAK SURANG

Si Bakir (bagian IV)

 

Assalamu'alaikum wr wb. Kembali kita lanjutkan cerita Si Bakir yang kini sudah masuk bagian ke empat. Semoga pembaca di sini merasa terhibur dengan cerita fiktif ini.



Habis membaca surat itu Si Bakir pun menangis tersedu sedu yang mana kakak nya masih di serambi pun menghapiri Si Bakir adik nya yang masih bujangan itu dan merasa kasihan juga, kemudian Wartina pun membaca surat ibu nya.


Kemudian Si Bakir pun memberi tahu pada kakak nya bahwa ada seorang konglomerat menawarkan pekerjaan tetap untuk nya. Lalu sang kakak pun mendukung kalau Si Bakir menerima tawaran itu kemudian kakak nya pun pulang karena ada pekerjaan rumah Wartinah yang harus di selesai kan juga.


Kemudian Si Bakir pun bersiap siap mau ke kantor pak Agustono untuk menemui pak Agustono di kantor nya. Sesampai di kantor kebetulan pak Agustono nya juga baru datang dan Si Bakir pun memberi salam "Assalamu'alaikum selamat pagi pak" kata Si Bakir seraya menghampiri pak Agustono yang baru turun dari mobil nya. 


"Wa'alaikum salam, ehh sudah datang kamu rupa nya Kir..." jawab pak Agustono. 


"Hehe iya pak, kebetulan saya juga baru datang" 

Lalu pak Agustono menyuruh ikut masuk dan memberi sedikit arahan tentang pekerjaan untuk Si Bakir. Dan Si Bakir pun memilih jadi pembantu tukang, karena dia merasa baru masuk bekerja di proyek itu. Maka mulai lah Si Bakir pada hari itu bekerja di proyek pak Agustono yang sedang membangun sebuah pusat perbelanjaan di kota kecil itu.


Singkat cerita sudah seminggu Si Bakir bekerja di proyek itu dan dia pun mulai merasa ketenangan dan bahkan Si Bakir tambah giat dan tekun dan kadang lembur sampai jam sembilan malam. Melihat Si Bakir giat bekerja pak Syamsul sebagai mandor nya pun makin akrab dan suka mentraktir Si Bakir untuk sarapan pagi sebelum masuk kerja. 


Hanya kadang sesekali Si Bakir duduk menyepi dari teman teman nya sesama buruh di proyek itu dan salah satu teman nya bernama karno penasaran dan bertanya mengapa Si Bakir suka menyendiri. "Kir, aku lihat kamu kadang suka menyendiri kalau lagi istirahat dan aku lihat juga raut wajah mu terlihat sedih. Ada apakah gerangan yang kamu pikir kan?'' Tanya teman nya.


Kemudian Si Bakir menarik nafas panjang sambil menhembus kan asap rokok nya ke udara. ''Karno, kadang aku teringat ibu ku yang telah ďua minggu meninggal kan rumah dan di tambah lagi perasaan berdosa ku seakan menghantui pemikiran ku, apa lagi kamu kan tahu kalau aku ini bekas bajingan''. Jawab Si Bakir.


''Oh.. aku tahu kalau itu Kir, tapi kamu tidak usah lah terlalu menghindar dan rendah diri karena masa lalu mu. Asal kan kamu tidak lagi mengulangi nya. Kan kamu sudah tobat. Oh iya mudah mudahan ibu mu cepat dapat kabar nya dan kami di sini pun selulu membantu mencari tahu keberadaan ibu mu". Sambung Karno yang selalu akrab selama Si Bakir bekerja di proyek pak Agustono. Dan Karno pun bayak mengajar kan cara cara kerja di proyek itu kepada Si Bakir.


"Memang betul apa yang kamu kata kan Kar.. tapi aku sekarang susah rasa nya mengembalikan percaya diri ku. Mungkin saja kebanyakan orang tidak akan pernah percaya pada ku''. Lanjut Si Bakir.


''Ahh.. sudah lah Kir, sekarang kita jalani saja kehidupan ini sebagai mana mesti nya dan tidak usah terlalu memikir kan yang rumit rumit. Ah sudah waktu nya kita lanjut kerja Kir, ayo" kata Karno yang mengajak Si Bakir untuk melanjut kan pekerjaan nya.


Tepat jam sebelas Si Bakir di panggil oleh pak Agustono dan menanyakan perihal tentang ibu nya. "Kir, benar kah ibu mu bernama bu Rumiyah?,'' tanya pak Agustono. 


Si Bakir pun kaget dan menjawab. "Iya pak, mang kenapa dengan ibu saya,?".. 


"Sekarang mari kita ke rumah sakit Kir, mari kita jenguk ibu mu di rumah sakit." Kata pak Agustono, kemudian pak Agustono dan Si Bakir pun berangkat kerumah sakit. Di perjalanan pak Agustono menceritakan tentang ibu nya yang tertabrak oleh sepeda motor salah seorang karyawan proyek yang pagi itu mau berangkat bekerja. 


"Jadi ibu saya bagaimana sekarang pak

Bersambung ke Cerita Si Bakir bag V

SILAHKAN BERBAGI:





0 Komentar untuk "Si Bakir (bagian IV)"

Pesan Admin tentang tanggung jawab konten:
=================================
Biasakan membaca Persyaratan layanan, Kebijakan Privacy dan Disclaimer yang kami sediakan link nya di atas JUDUL blog ini bagi pengguna desktop sebelum menggunakan Konten yang ada didalam blog ini baik itu kode script/widget atau pun tips2 dan tutorial lainnya.

Tentang Komentar:
Demi perkembangan, Silah kan ditinggalkan komentar, baik itu bentuk kritik atau saran yang berhubungan dengan isi postingan.
Setiap komentar yang sesuai* akan di terbit kan segera.

Tidak dibenarkan meninggalkan link hidup didalam kolam komentar dalam bentuk apapun, karena yang demikian akan di anggap sebagai SPAM.

*) Selalu memakai bahasa yang sopan dan tidak melanggar etika.
Berkomentarlah yang berkaitan dengan tema postingan.
Tidak dibenarkan beriklan.

Back To Top