Cerita Si Bakir (bagian VI) - CARO AWAK SURANG

Cerita Si Bakir (bagian VI)

 Assalamu'alaikum wr wb. Kembali lagi kita lanjutkan cerita Si Bakir yang kini sudah masuk bagian ke enam. Semoga pembaca di sini merasa terhibur dengan cerita fiktif ini. Dan tidak lupa juga penulis mohon ma'af kalau ada kesamaan nama tokoh dan tempat di dalam cerita ini, karena itu hanyalah kebetulan belaka.





Tidak lama kemudian Wartinah kakak Si Bakir pun datang untuk menjaga ibu Rumiyah di rumah sakit itu setelah tadi nya mendapat kabar dari proyek tempat Si Bakir bekerja.

Si Bakir pun berangkat lagi bersama pak Agustono menuju kantor kembali setelah mereka berpamitan dengan bu Rumiyah dan Wartinah di rumah sakit itu. Seperti biasa sampai di proyek Si Bakir kembali melanjut kan aktifitas nya seperti biasa, tetapi kini perasaan Si Bakir sudah mulai tenang karena sang ibu yang di khawatir kan sudah ketemu lagi. 

Hari hari berikut nya kalau malam biasa nya Si Bakir sering menjenguk ibu nya di rumah sakit. Tinggal kini ibu nya menunggu sakit nya benar benar sembuh hingga dokter mengijin kan untuk pulang. 

Hari demi hari kian berlalu hingga pada suatu hari mandor nya pak Syamsul mengajak Si Bakir untuk bicara di kantin proyek itu tatkala waktu itu jam istirahat. Pak Syamsul bicara agak serius kali ini. "Kir, kamu sudah dengar belum? Kalau akhir akhir ini proyek kita sering kehilangan bahan bahan. Tapi bapak minta ma'af nih bukan nya bapak menyinggung perasaan kamu. Tetapi bapak berharap barangkali kamu tahu siapa kira kira pelaku nya. Sungguh pun demikian kalau kamu benar tidak tahu, bapak saran kan kamu bersikap tenang saja lah". Kata pak Syamsul. 

Sejenak Si Bakir terperanjat dan merasa diri nya tidak tentram karena takut kalau kalau pihak proyek menuduh diri nya. "Aduh pak, kalau itu saya juga tidak tahu pak, demi Allah pak. Dan ini seperti nya akan merusak ketenangan saya pak.
Apa lagi saya ini juga bekas orang jahat pak. Jujur pak, saya tidak tahu soal itu," kata Si Bakir agak bernada ketus.

Sebab itu lah maka nya Kir, bapak harap kamu jangan tegang dan biasa biasa saja lah kamu bersikap dan bekerja lah seperti biasa. Kalau soal kehilangan itu pak Aguston juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Jadi sekarang bapak harap juga kita disini bekerja sama memantau hal tersebut," kata pak Syamsul kemudian.

 Besok nya seperti biasa Si Bakir mampir dulu untuk sarapan di sebuah warung di depan proyek itu. Rupa nya ada rekan kerja nya bernama Kusman yang juga lagi sarapan dan seraya bicara sesuatu kepada Si Bakir. "Kir, kamu tahu tidak siapa pelaku yang menggelapkan bahan bahan proyek itu?" Kata Kusman sambil setengah berbisik ke telinga Si Bakir.

"Ah tidak lah Kus, mana saya tahu? Kan saya di proyek itu cuma bekerja mengharap upah doank. Tak ada kerja yang lain lain," kata Si Bakir.

"Nah aku lah pelaku nya Kir, biar juragan tahu rasa, dah Kir, ini bagian mu biar sama sama kita makan enak, hmm." Kata Kusman sambil memberi kan uang kertas seratus ribuan dua lembar kepada Si Bakir. 

Tetapi Spontan Si Bakir menolak nya dan berkata, "Tidak..! Aku bekerja di proyek ini ingin cari yang halal Kus, bukan uang haram itu," jawab Si Bakir tegas.

Mendengar jawaban Si Bakir tegas itu Kusman pun mulai berobah air muka nya, ternyata Si Bakir menolak bekerja sama dan tidak mau meneeima uang nya. "Dah lah Kir, terima saja lah,! Aah percuma kau bekas bajingan Kir... kata Kusman.

"Heh Kusman,! Ini Bakir yang sekarang tau..? Bakir sekarang bukan Bakir yang dulu lagi Kus.. jawab Si Bakir.

Oh iya nanti kamu jangan kasih tahu ya, awas kalau sampai ini bocor, kau yang aku cari duluan" kata Kusman.

"Mau kasih tahu mau nggak kek, itu suka suka saya lah, jangan coba coba kau ancam aku ya!". Timpal Si Bakir kemudian dan berlalu pergi ke proyek setelah membayar sarapan nya.

Terus seperti biasa sesampai di proyek pagi itu ternyat Si Bakir telat setengah jam dan sementara rekan kerja yang lain sudah sibuk bekerja di bawah pengawasan pak Syamsul sebagai mandor. Langsung Si Bakir menemui pak Syamsul meminta ma'af atas keterlambatan nya.

"Selamat pagi pak, ma'af telat sedikit pak, tadi ada urusan sedikit". Sapa Si Bakir sambil minta ma'af .

"Ya itu lah Kir, kalau aku sih tidak apa apa, cuman kalau peraturan proyek tidak bisa di tawar Kir," kata pak Syamsul.

Bersambung..... 

SILAHKAN BERBAGI:





0 Komentar untuk "Cerita Si Bakir (bagian VI)"

Pesan Admin tentang tanggung jawab konten:
=================================
Biasakan membaca Persyaratan layanan, Kebijakan Privacy dan Disclaimer yang kami sediakan link nya di atas JUDUL blog ini bagi pengguna desktop sebelum menggunakan Konten yang ada didalam blog ini baik itu kode script/widget atau pun tips2 dan tutorial lainnya.

Tentang Komentar:
Demi perkembangan, Silah kan ditinggalkan komentar, baik itu bentuk kritik atau saran yang berhubungan dengan isi postingan.
Setiap komentar yang sesuai* akan di terbit kan segera.

Tidak dibenarkan meninggalkan link hidup didalam kolam komentar dalam bentuk apapun, karena yang demikian akan di anggap sebagai SPAM.

*) Selalu memakai bahasa yang sopan dan tidak melanggar etika.
Berkomentarlah yang berkaitan dengan tema postingan.
Tidak dibenarkan beriklan.

Back To Top